BERDUKA. Wulan ingin membanggakan ibundanya yang telah merawat dan membesarkan ia sejak kecil seorang diri. Ayah Wulan telah lama tiada, sehingga ibunda Wulan harus bekerja keras untuk membesarkan Wulan sendiri. Karena itulah, sejak kecil Wulan telah dekat dengan ibundanya itu. (dok. pribadi)
---------------------
Duka di Hari Penamatan Siswa MAN 2 Model Makassar
Penamatan siswa-siswi MAN 2 Model Makassar itu dihadiri oleh hampir seluruh siswa-siswi MAN 2 Model Makassar. Siswa-siswi kelas XII hadir dengan setelan kebaya bagi para siswi (perempuan) dan setelan jas bagi para siswa (laki-laki), sedangkan siswa-siswi kelas X-XI hadir dengan seragam sekolah mereka.
Seorang siswi dari kelas XII-IPS 1, Wulan Puteri Utami, hadir dengan kebaya berwarna merah cerah bersama ibundanya yang juga memakai pakaian berwarna merah. Wulan tampak anggun dengan kebaya merahnya. Seperti biasa, saat menghadiri sebuah acara, Wulan selalu tak lupa untuk membawa kamera-nya. Wulan memang pandai dalam fotografi.
Tiba saat pengumuman 10 besar siswa-siswi dari tiap jurusan akan diumumkan. Wulan menempati urutan 7 besar dari sekian jumlah siswa-siswi jurusan IPS. Wulan memang terkenal sebagai siswi yang berprestasi. Beberapa bulan yang lalu, Wulan memenangkan Lomba Pidato Bahasa Inggris se-Indonesia.
Acara baru saja berlangsung beberapa jam. Sesaat setelah pengumuman 10 besar dari tiap jurusan, ibunda Wulan meminta Wulan untuk segera pulang bersamanya. Sebelum pulang, sempat wulan dan ibundanya berfoto bersama teman-teman Wulan.
Ibu Nur, begitu ibunda Wulan akrab disapa, terkenal dekat dengan teman-teman Wulan. Karena Wulan adalah anak tunggal, Ibu Nur selalu ingin mengikuti perkembangan Wulan. Wulan sangat dekat dengan ibundanya.
Kabar Kepergian
Acara penamatan sudah tiba pada puncak acara. Siswa-siswi akhirnya telah diresmikan lulus dengan pemberian medali kelulusan. Acara hiburan menemani istirahat para siswa-siswi. Nampak beberapa orang tua siswa telah meninggalkan lokasi acara. Lapangan Indor MAN 2 Model itu telah kosong setengahnya.
Sekitar pukul 13.00, seorang adik kelas Wulan nampak mendatangi beberapa teman kelas Wulan. Adik kelas itu memberi kabar tentang kepergian ibunda Wulan. Teman sekelas Wulan itu nampak tidak percaya, sehingga bergegas untuk mencari teman lainnya yang mengetahui nomor Wulan. Mereka mendapat nomor ibunda Wulan, lalu segera menghubunginya.
Kabar kepergian ibu Nur telah dikonfirmasi langsung oleh Wulan. Teman-teman sekelas Wulan bergegas bersiap menuju rumah Wulan. Beberapa teman yang awalnya akan tampil memberi hiburan segera membatalkannya. Berita kepergian ibu Nur juga telah diumumkan langsung oleh pembawa acara hari itu.
Rumah Duka
Teman-teman sekelas Wulan telah tiba di rumah duka. Satu per satu mereka masuk menemui Wulan. Nampak wulan dengan baju daster coklat dan jilbab putih berdiri di samping mayat ibundanya. Wulan nampak tegar dan tetap tersenyum menerima tamu yang silih berganti datang melihat ibundanya. Walau terlihat kuat, sesekali nampak juga Wulan menjatuhkan air matanya.
Tubuh dingin ibu Nur terbaring di tengah ruang keluarga rumah Wulan. Dari balik kain putih penutup wajahnya, ibu Nur nampak masih cantik seperti biasanya. Wajahnya nampak cerah dan segar. Wulan yang terus berada di samping tubuh ibunya menceritakan kepada penulis tentang bagaimana ibunya akhirnya menghembuskan napas terakhirnya.
Sesaat setelah tiba di rumah, Wulan mendengar ibunya tengah terbatuk-batuk. Wulan melihat dari mulut ibundanya keluar darah segar. Tanpa suara, ibunda Wulan meminta bantuan Wulan untuk membukakan pakaiannya. Wulan sempat menelepon ambulance untuk membawa ibundanya ke rumah sakit. Ambulance belum tiba di rumah duka, namun akhirnya ibu Nur harus menghembuskan napas terakhirnya.
Wulan juga menceritakan sesaat setelah tiba di rumah, ibu Nur sempat berkata ia bersyukur telah tiba di rumah. Saat itulah, ibu Nur mulai terbatuk-batuk. Dari penuturan seorang tetangga mengatakan bahwa ibu Nur sempat terjatuh saat berada di kamar mandi.
Walau sangat dekat dengan ibundanya, Wulan tidak tahu apa-apa tentang penyakit ibundanya. Wulan mengatakan bahwa ibunya tidak pernah pergi ke rumah sakit untuk mengecek penyakitnya. Hingga pada hari kematiannya, Wulan belum tahu penyakit apa yang sedang bersarang di tubuh ibunya itu.
Seorang ibu muda yang hadir di rumah menceritakan sesuatu kepada tamu yang lain. Malam sebelum acara penamatan, ibu Nur berada di rumahnya untuk mencoba pakaian yang akan digunakannya pada acara penamatan Wulan. Di depan cermin, ibu Nur bergaya lalu berkata, "Cantiknya. Tidak tahu siapa ini yang mau penamatan, saya atau anakku." Mendengar itu, dia merasakan sesuatu yang ganjil. Hingga akhirnya dia mendapat kabar kematian ibu Nur yang membuatnya tahu arti ucapan ibu Nur semalam di rumahnya.
Beberapa teman sekolah Wulan nampak telah hadir di rumah duka. Teman-teman sekelas Wulan bergantian pulang ke rumah masing-masing untuk berganti pakaian. Setelah mengganti kebaya yang mereka kenakan, teman-teman sekelas Wulan kembali hadir menemani wulan di rumahnya.
Keluarga dan tetangga sekitar rumahnya yang hadir dengan sigap segera membantu mempersiapkan kebutuhan untuk pemakaman. Ibu Nur akan dimakamkan hari itu juga di salah satu pemakaman di daerah Gowa. Beberapa tetangga nampak sibuk mempersiapkan kain kafan, keranda pemandian mayat, dan juga keperluan lainnya.
Beberapa teman sekolah Wulan juga nampak ikut membantu mempersiapkan beberapa keperluan. Beberapa teman laki-laki membantu mendirikan tenda di depan rumah duka. Sedangkan beberapa teman perempuan Wulan nampak membantu mempersiapkan keranda pemandian mayat.
Membanggakan Ibunya
Hanya beberapa jam setelah kabar kematian ibunda Wulan menyebar, rumah Wulan telah ramai oleh keluarga, tetangga, guru, dan juga teman-teman sekolah Wulan. Bahkan senior alumni dan adik kelas pun nampak hadir di rumah duka. Di sekolah, Wulan terkenal ramah dan baik sehingga tidak hanya teman sekelas, Wulan juga terkenal dekat dengan teman-teman dari kelas lain.
Karena prestasinya, Wulan juga disenangi oleh para guru. Di sekolah, Wulan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler Pramuka. Di kelas, Wulan terkenal pandai dan termasuk siswi yang sangat tekun belajar. Wulan terkenal sangat pandai dalam berbahasa Inggris.
Teman-teman Wulan tahu, Wulan tekun belajar untuk membanggakan ibundanya. Wulan ingin membanggakan ibundanya yang telah merawat dan membesarkan ia sejak kecil seorang diri. Ayah Wulan telah lama tiada, sehingga ibunda Wulan harus bekerja keras untuk membesarkan Wulan sendiri. Karena itulah, sejak kecil Wulan telah dekat dengan ibundanya itu. (zakiyah taqiyah)
download and install plugin in here
BalasHapus